Hujan. Aku membutuhkanmu. Kau temanku, kau sahabat. Kau yang sering ku butuhkan. Tawa, sedih, kenangan, akan teringat bila ku lihatmu. Air mu yang jatuh ke tanah, membawa kesejukan untukku. Terlebih bila aku menyentuhmu, perasaan nyaman akan ada pada diriku.
Bolehkah aku memanggil nama mu? Memanggil mu untuk menemaniku di sini, ketika aku sendiri, atau aku sedang bersama yang lain. Bolehkah? Kehadiranmu selalu melengkapi, apa pun itu.
Kenangan demi kenangan muncul di dalam pikiranku bila air mu mulai membasahi bumi ini. Canda di setiap kenangan-kenangan itu mengingatkanku kembali, bahkan di setiap tangisannya juga. Mengapa hal itu terjadi? Mengapa semua hal itu muncul ketika kau hadir di sini? Aku bertanya-tanya di dalam hati. Apakah memang Tuhan menciptakanmu untuk menghadirkan kembali setiap kenangan itu? Merindukan setiap canda tawa yang terjadi pada saat itu, teringat kembali akan tangisan yang pernah terjadi.
Entahlah. Terkadang aku menikmati perasaan itu, kadang aku hanya ingin menangis akan perasaan itu. Namun ijinkan aku untuk merasakan kenangan itu di dalam dirimu, hujan..
Bolehkah aku memanggil nama mu? Memanggil mu untuk menemaniku di sini, ketika aku sendiri, atau aku sedang bersama yang lain. Bolehkah? Kehadiranmu selalu melengkapi, apa pun itu.
Kenangan demi kenangan muncul di dalam pikiranku bila air mu mulai membasahi bumi ini. Canda di setiap kenangan-kenangan itu mengingatkanku kembali, bahkan di setiap tangisannya juga. Mengapa hal itu terjadi? Mengapa semua hal itu muncul ketika kau hadir di sini? Aku bertanya-tanya di dalam hati. Apakah memang Tuhan menciptakanmu untuk menghadirkan kembali setiap kenangan itu? Merindukan setiap canda tawa yang terjadi pada saat itu, teringat kembali akan tangisan yang pernah terjadi.
Entahlah. Terkadang aku menikmati perasaan itu, kadang aku hanya ingin menangis akan perasaan itu. Namun ijinkan aku untuk merasakan kenangan itu di dalam dirimu, hujan..